Penjor sederhana
Hari Raya Galungan identik dengan penjor yang dipasang
di tepi jalan atau di depan rumah, menghiasi jalan raya yang bernuansa alami.
Penjor adalah bambu yang dihias sedemikian rupa sesuai tradisi masyarakat Bali
setempat. Hari Raya Galungan adalah hari umat Hindu memperingati terciptanya
alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya, serta merayakan kemenangan
kebaikan (dharma) melawan kejahatan (adharma). Sebagai ucapan syukur, umat
Hindu memberi dan melakukan persembahan pada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara
(dengan segala manifestasinya). Dalam membuat penjor dilakukan pada saat
Penampahan Galungan. Penampahan Galungan jatuh pada hari Selasa Wage wuku
Dungulan. Umat Hindu disibukkan dengan pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur
kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugrah yang diterima.
Penjor tersebut dibuat dari batang bambu melengkung
yang diisi hiasan sedemikian rupa. Selain membuat penjor umat hindu juga
menyembelih babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap upacara,
penyembelihan babi ini mengandung makna
simbolis membunuh semua nafsu kebinatangan yang ada dalam diri manusia.
Kepercayaan umat hindu pada umumnya, hari Penampahan Galungan ini para leluhur
akan mendatangi sanak keturunannya yang ada di dunia. Oleh karena itu
masyarakat Bali membuat suguhan khusus yang terdiri atas nasi, lauk-pauk,
jajanan, buah, kopi, air, lekesan (daun sirih dan pinang) atau rokok yang
ditujukkan kepada leluhur yang “menyinggahi” mereka di rumahnya masing-masing.
Seperti penjor sederhana yang ada di bawah ini berikut tahap-tahap
pembuatannya :
Reading your post remind me when I was young and still lived with my parents. My duty is to complete the tools of penjor such as giving accessories and make it beautiful to be display for public.
BalasHapus