Selasa, 14 November 2017

Berita Seputar Galungan

Tak Bisa Tak Menjadi Penghalang Berdirinya, Penjor Sederhana


Selasa (31/10), Umat Hindu membuat penjor saat Penampahan Galungan merupakan suatu kewajiban. Tak terkecuali, seorang pemuda yang baru saja menamatkan pendidikannya di SMAN di Kota Semarapura juga sibuk membuat penjor. Ia adalah Yogi. Nama yang sangat sederhana, sederhana penampilannya. Selama ia menjadi siswa SMA tak pernah membantu ayahnya membuat penjor. Kali ini ayahnya sedang mengikuti pendidikan di Jakarta sehingga mau tidak mau ia harus bisa mendirikan penjor di depan rumahnya. Walaupun pekerjaan ini dilakukan setiap enam bulan sekali, pekerjaan ini tak pernah dilakukan Yogi. Namun, ia tak patah semangat untuk menyambut Galungan dengan mendirikan penjor di depan rumahnya. Dia bertanya pada tetangganya cara merias penjor. Semua peralatan yang berhubungan dengan penjor sudah disiapkan ibunya. Dengan penuh perjuangan mengerjakan sendiri, penjor sederhana akhirnya dapat berdiri di depan rumahnya. Kegembiraannya tak mampu dilukiskan dengan kata-kata. Ia hanya tersenyum kecil memandangi penjor yang baru saja didirikan. Terbersit kebanggaan dalam dadanya karena sudah bisa menggantikan posisi ayahnya mendirikan penjor saat penampahan. Penampahan Galungan yang jatuh pada Selasa Wage Dunggulan warga di lingkungan Banjar Gunung Niang, Semarapura Klod Kangin, sibuk membuat penjor untuk menyambut hari kemenangan, yaitu hari raya Galungan. Warga membuat penjor secara bersamaan. Tepat pukul 18.00 semua penjor sudah berdiri di depan rumah setiap warga di lingkungan Banjar Gunung Niang. Setiap orang memandangi hasil karyanya dan sesekali bercengkrama dengan tetangga yang kebetulan selesai mendirikan penjor. Tanpa disadari satu per satu warga di lingkungan Banjar Gunung Niang sudah meninggalkan penjor yang telah didirikan. Kini tinggal penjor masing-masing yang berdiri tegak menatap langit biru seolah ingin menyampaikan kegembiraanya ikut menyambut hari kemenangan. Lambaian sampian yang berada diujung penjor seolah menunjukkan kesenangan juga.
Saat Yogi akan beranjak mandi ke kali, tiba-tiba handphonenya berdering, kemudian ia melihat handphonenya yang berisikan “Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan dumogi polih kerahayuan.” Tiba-tiba ia tersenyum melihat pesan singkat itu karena pengirimnya tidak lain adalah kekasihnya. Betapa senangnya menerima pesan dari kekasihnya, ia langsung membalas pesan singkat dari kekasihnya, “Nggih suksma mewali Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan.”
Yogi melanjutkan mandi ke kali bersama teman-temnya. Di kali ia bercerita pada teman-temannya. Ia mengatakan betapa senangnya ia mampu menyelesaikan pekerjaan yang boleh dikatakan susah karena tak pernah ditekuni. Dengan keterpaksaan karena ayahnya tak ada di rumah ia harus mengambil pekerjaan itu. Kalau ada niat dan kemauan serta semangat untuk mengerjakan niscaya akan menghasilkan sesuatu yang menakjubkan.
“Iya, Gik, kamu tak pernah membantu ayahmu membuat penjor. Tiba-tiba ayahmu tak ada di rumah, penjor sudah berdiri tegak di depan rumahmu. Kamu hebat, Gik,” puji Alit temannya.
“Benar juga kata Alit, kamu hebat, Gik. Aku salut sama kamu. Tak pernah belajar, tiba-tiba mengerjakan pekerjaan itu langsung jadi dan hasilnya, wah, luar biasa,” sanjung Mudra temannya.
“Aku ingin tahu, gimana prosesnya kok tiba-tiba penjornya udah berdiri,” tantang Alit
“Oh, itu. Gampang! Mula-mula aku dibantu ibu mengangkat bambu yang sudah ada di belakang rumah. Bambu disandarkan dipagar depan rumah. Aku ambil ambu yang sudah dibelikan ibuku di pasar tadi pagi, lalu kurobek-robek dengan pisau. Setelah lepas dari lidinya aku goyang-goyang agar mekar, kemudian aku ikatkan pada bambu dengan bantuan tali tutus. Setelah bagian pinggang bambu dihiasi dengan ambu, giliran bagian cabang bambu diberikan sarana persembahyangan, seperti jajan gina, pisang, tebu, dan sarana berupa hasil pertanian, seperti ubi, jagung, padi. Bagian batang yang menjulur ke atas dihiasi dengan gublag-gablig, yaitu daun ambu dibuat melengkung, kemudian dijarit. Panjangnya bergantung selera. Tak lupa kain putih dan kuning diikatkan pada tengah. Ujung bambu diikatkan sampian penjor, jadilah, penjor sederhana ala Yogi,” jelas Yogi panjang lebar.
“Hore, kamu memang hebar! Aku ingin ada Yogi 1 dan Yogi 2 pada hari Penampahan enam bulan yang akan datang. Tanpa belajar, didasari rasa tulus dan ikhlas menyambut kemenangan darma melawan adarma sebuah penjor sederhana akirnya bisa berdiri di depan rumahnya di Jalan Werkudara 39 Semarapura Klodkangin,” sambut Mudra dengan penuh suka cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Seni Lukis

Pengertian Seni Lukis             Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa yang tercipta dari hasil imajinasi seniman yang die...